Kegiatan silaturrahmi Bupati Sumenep, KH. A. Busyro Karim, MSi, dengan
awak media pada Senin (14/05) malam di rumah Dinas Bupati setempat
berlangsung penuh keakraban dan kekeluargaan.
Acara yang dikemas Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo)
Kabupaten Sumenep dengan Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah
Kabupaten Sumenep ini, juga dihadiri Wakil Bupati Sumenep, Ir. H.
Soengkono Sidik, S.Sos. M.Si dan Sekdakab Sumenep, Drs. Hadi Soetarto,
MSi.
Bupati Sumenep, KH. A. Busyro Karim berharap agar para jurnalis bisa
bekerjasama membantu pemerintah membangun Kabupaten Sumenep, yang
memiliki potensi diberbagai sektor, selaras dengan harapan masyarakat.
“Pembangunan di Sumneep bisa berkembang dengan cepat kalau ditunjang
dengan pemberitaan yang bagus dengan sumber berita yang kompeten. Sebab,
terkadang yang ditulis wartawan, sumber beritanya kadang tidak jelas,
sehingga tidak seimbang (balance),”katanya.
Bahkan, Bupati bersama Waki Bupati menyampaikan beberapa hal yang memang
membutuhkan peran media dalam mempromosikan potensi Kabupaten Sumenep,
agar dikenal dan menjadi tujuan wisata maupun berbagai potensi lainnya.
“Fokus promosi yang saat ini gencar dibicarakan adalah Pulau Giliyang.
Kami akan segera menetapkan lokasi itu menjadi wisata kesehatan, karena
kadar oksigen yang ada diwilayah tersebut diatas rata-rata,”terangnya.
Menurut Bupati, untuk mewujudkan itu semua, dijadwalkan pekan depan
dirinya bersama BPWS (Badan Pengembangan Wilayah Suramadu) dan Gubernur
Jawa Timur, akan duduk bersama membahas Pulau Giliyang untuk dijadikan
wisata kesehatan.
“Kami semua ingin menggagas Pulau Giliyang sebagai icon Sumenep, Pulau
Madura dan Jawa Timur sekaligus Indonesia, terkait wisata kesehatan.
Sebab, kadar oksigennya tertinggi di Asia. Itu sesuai hasil penelitian,
baik LAPAN maupun Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan
Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) di Surabaya, pada tanggal 2 Mei 2013
kemarin,”ungkapnya.
Peneliti BBTKLPP di Surabaya yang beranggotakan 9 orang itu menemukan
kadar oksigen di Pulau Giliyang tepatnya pukul 11.00, menunjukkan angka
yang sangat signifikan, yakni 20,9 persen untuk kadar oksigen lebih
tinggi dari baku normal. Sedangkan kandungan karbondioksida (CO2)
mencapai 30,2 persen lebih rendah dari baku normal 38,7 persen.
Pengukuran kedua dilakukan tepat pukul 11.45, saat kondisi udara sangat
bagus kadar oksigen mencapai 21,5 persen, sementara kadar CO2nya menurun
menjadi 26,5 persen. ( Nita, Esha )